Want to translate? Click please

November 14, 2012

Everything For A Reason

Do you ever wonder, why do things happen to you?
Walaupun itu hal yang bisa bikin kamu senang ataupun sampai nangis-nangis, pernah tidak berfikir kenapa semua itu terjadi?

Because everything happens for a reason.
And I believe in that.




 Ketika kau sadar hal-hal yang membuatmu bingung, frustasi dan tidak berdaya itu semua adalah cobaan untuk menjadi lebih dewasa.
Di tahun yang sebelumnya, kau punya banyak teman-teman hebat yang bisa mengerti, merasa 'something' di dalam kelas itu, merasa beruntung karena mempunyai kelas yang membangkitkan semangat belajar dan membuatmu bahagia.

Of course. Happiness comes in a packet with sadness.

Disamping mempunyai itu semua, banyak yang terjadi, kejujuran antarteman, the true meaning of friendship, not everybody is a great person inside, and masalah diluar sekolah.
Kukira itu semua cobaan sudah cukup, dan aku kira aku sudah mendapatkan pelajaran yang berharga dari semua yang kualami di dalam kelas 8D.

But, I'm wrong.
Dikelasku yang baru, yeah okay, adaptasinya lebih cepat daripada kelas 8D. And I have to say I'm sorry, karena terus menerus membandingkan kelas yang dulu dengan sekarang. Mungkin karena di kelas yang dulu, saya mendapatkan banyak pelajaran.
Tapi bagiku adaptasi dengan kelas yang ini susah. Sebenarnya sama saja ketika saya berada di kelas 7 dan kelas kelas sebelumnya, tetapi setelah bertemu dengan kelas 8D. It just doesn't feel right.

Baru sekarang saya menyadari, justru sekaranglah cobaan yang berat, dan ini belum semester 2! HaHaHa. Maaf ya bila yang baca ini tersinggung, but ini negara demokratis :)

Setelah saya pikir-pikir, the real hard part is this year, dimana harusnya ada penyemangat malah tidak ada, satupun. Ujian sebentar lagi dengan semua masalah that's in your head.
Jujur, teman-teman yang sekarang berada di kelasku tidak senyaman dulu, dulu masih bisa menghargai tidak ada kata 'bully' tapi ada suatu saat ketika saya benar-benar terpukul dengan kata-kata seseorang. Let me tell something to that someone, lu pernah rasain jadi gua? Gua tau gua bukan satu satunya, tapi gua diberi tanggung jawab, don't judge people.

Have you ever gotten that kind of feeling when everybody is looking at you thinking your arrogant and going all like "ih apasih?"
Well, I feel like that. Mungkin karena sudah terlalu nyaman dengan kelas yang dulu, mungkin memang saya yang berubah, I feel like I changed in a good way, tapi salah.
I don't have a place in this class. Teman? Some and not many karena, ya, banyak yang memisahkan diri. Termasuk satu-satunya orang yang dekat sama gua dikelas, mungkin belum disebut dekat, dan belum bisa disebut satu-satunya *labil* Sekarang cara memandang dia terhadap saya berbeda, semacam tatapan.. jijik?

Even orang-orang yang dari 8D dan masuk ke 9D, beberapa diantaranya berubah, tidak seperti dulu. Dulu yang masih bisa ngobrol, bercanda sedikit, sekarang.. saya nyapa saja, walau satu kelas, tidak ada respons dari dia, dulu saya anggap dia orang yang baik, gampang bergaul, but semua itu berubah.
Everybody changes.

Dan sekarang masalah yang lain, yang membuat saya deg-degan dengan kaki lemas. Where is that going to end up?
Dulu ketika saya sering mendengar ceritanya Tannia, about her love story, kekanak-kanakan mungkin iya tapi sekarang saya sadar, itulah cobaan bagi dia untuk belajar dewasa, cause now I'm in that situation.


Saya mungkin sadar sepenuhnya kalau itu semua cobaan, bagaimana merubah sikap saya, mencoba bangkit tanpa dorongan/bantuan dari siapapun, dan bagaimana bertindak dan memutuskan suatu masalah.

It's easy to say but not to do.
Really, karena merubah sikap itu susah, itu berarti harus merubah kepribadian, pribadi yang ceria kadang bisa mendatangkan pribadi yang sombong. Bangkit tanpa dorangan? Where on earth should I start?

Gua ga tau harus gimana sekarang.
Pertama-tama harus merubah sikap pandang mereka terhadap gua. Karena seberapa kejamnya, jahatnya, baiknya, ramahnya mereka terhadap gua, penilaian mereka lah yang saya anggap penting.


These things happens, because of those reason. That is what I think, and that is what I believe.


Wassalam.
Black Moustache