Want to translate? Click please

Maret 11, 2013

Someone else's Shoes?

Have you ever thought what it was like to be someone else?
To live like that person, cause to you, in your eyes, you see that person really perfect.

But di postan yang ini saya akan membahas tentang well, tidak akan jauh-jauh dari tema ini.

Maaf kalau ini soal yang pribadi.










Think twice to press the link below




Pernah tidak merasa cape jadi diri sendiri, dengan kehidupan yang ini ini aja?

Bukannya tidak bersyukur, bukan. Tapi mencoba mengerti seperti apa menjadi orang itu, apakah sesempurna dan sebahagia yang terlihat diluar?


It took me a long time not to judge myself through someone elses eyes. Nobody can make you feel inferior without your consent. -Unknown


Okay that quote was just so LOL-_-


Ini pernah, atau malah sering terjadi dengan saya, ketika saya sedang well, unmood, or melihat orang yang well saya anggap perfect hidupnya, saya suka membayangkan sendiri saya menjadi orang itu.


Well, heres the point.

Tak semuanya sempurna, walau dengan wajah yang memadai, dengan keluarga yang berkecukupan dan istilahnya 'gaul' bukan berarti hidup dia sangat sempurna.

Intinya mah syukuri aja-_- waks. Yah apa daya kadang kita harus berimaginasi.

Inti dari postan ini sebenarnya adalah, kita tidak bisa menilai hanya dari satu point of view.


Please jangan menilai orang hanya dari covernya.
Kata-kata yang membosankan dan sangat sangat old school.

But no. Words are still words that means a lot.


Maksud kata-kata disini bukan hanya, jangan melihat fisik karena di dalam hati, perilaku dan sifat bisa sangat baik atau sangat buruk.
Tapi adalah
Kita tidak bisa menilai hanya dengan penglihatan kita, jika dia jahat, jika mereka melakukan itu jika anu dan anu.

Tidak. Karena kita tidak tahu apa yang mereka rasakan apa tujuan mereka dan lain-lain.


Saya peringatkan lagi.

JANGAN PERNAH JUDGE.
Bisa karma.


Serius.
Saya pernah mengalami karma itu, sangat tidak enak, dan saya dapat merasakan orang-orang yang 'playgirl', yang jahat, yang melakukan sesuatu yang orang lain tadinya "ih apasih" Karena dulu saya sering begitu.


Mereka berbuat seperti karena ada suatu alasan.
Please jangan judge, saya ulangi.


Karma sweat karma.
SMP adalah masa-masa penuh dengan pelajaran, pelajaran kehidupan.




Jadi kembali ke topik awal.
Kalau misalkan ada pertengkaran. Saya yakin dibalik kebanyakan pertengkaran ada kesalahpahaman.
Kuncinya adalah saling jujur.

Tapi jujur jaman sekarang? Sangat jarang, lebih banyat jaga imej dan gengsi untuk memulai duluan. Malu kenapa? Takut kenapa?

Karena takut disangka gimana-gimana sama 'lawan' kita itu.

Pastinya dalam sebuah pertengakaran ada pihak pihak yang semustinya tidak masuk dalam ruangan kecil, untuk apa? Untuk mendukung pihak yang mereka anggap benar dan dekat pada mereka, tapi apa? Malah makin parah. Karena mereka tidak tahu POINT OF VIEW MASING MASINH PIHAK, cerita dari bagian mereka.

Karena untuk menyimpulkan, butuh banyak cerita untuk melengkapi.




Kebanyakan bacot dan sok bijak ya?
Well I post berdasarkan pengalaman hidup saya. Jika protes silahkan bilang langsung, don't talk behind my back, karena umur-umur seperti sekarang seharusnya berpikir dewasa dan tidak seperti anak kecil yang ngomongin.


Sorry if I made anyone tersinggung.




Wassalam.


Black Moustache