Jadi saya pernah ngepost di ig tentang suatu buku...
Memang bukan buku bagus tapi ingatlah perkataan "Don't judge a book by its cover."
Jangan misunderstanding ya... Saya hanya ingin berbagi ilmu.
Dan di dalamnya sangat dalem dan masuk akal.
So what are you waiting for?
Apa isinya?
Isinya tentang alasan alasan umum ukhti-ukhti yang belum berhijab dengan kisah-kisah yang bikin saya pagi-paginya nangis dan ga konsen nyanyi Indonesia Raya :")
Pertama tama mari kita bedakan terlebih dahulu.
Banyak bangeett orang yang salah mengartikan kata "Hijab" Banyak yang mengira hijab adalah pakaian islami trend dengan kerudung paris and so on. Tapi nope! Hijab tuh kain yang menutupi aurat.
Kerudung adalah penutup kepala hingga dada.
Jilbab adalah pakaian yang menutupi tangan, badan hingga kaki.
Mari kita urutkan dari yang sering saya dengar kalau ada yang menyuruh ukhti lain berhijab.
1. Belum Mantap
Sering denger kaaan?
Allah lebih mengetahui dan bijaksana dalam penetapan hukumNya, maka jika telah datang perintah dari Allah maka tidak ada pilihan lain baginya kecuali menaati perintah tersebut. Wajib bagi seseorang yang mengaku beriman (percaya) mengatakan, "......Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa), 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (Al-Baqarah:285)
Ketika Allah memerintahkan kita dengan suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu demi kebaikan kita karena Allah-lah yang menciptakan kita.
Allah memerintahkan berhijab dalam kitabNya, dan jika seorang ukhti sudah mengetahuinya namun masih menjawab "saya belum siap" dengan mantap maka hal tersebut akan menyeretnya pada bahaya yang sangat besar, yakni keluar dari agama Allah, sementara dia tidak menyadarinya.
Sebab dengan itu ia berarti tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut, maka ia berada dalam kesesatan yang nyata. (Al-Azhab:36)
Dan kalau misalnya menjumpai ukhti yang berkata ia juga seorang muslimah yang menjaga sholatnya, wajib dan sunnah, puasa Ramadhan dan melakukan haji dan aktif sebagai donatur pada beberapa yayasan sosial namun ia belum mantap berhijab
"Kalau memang anda sudah melakukan amalan-amalan terpuji, yang berpangkal dari iman, kepatuhan pada perintah Allah serta takut akan siksaNya jika meninggalkan kewajiban-kewajiban itu, mengapa anda beriman kepada sebagian dan tidak beriman kepada sebagian yang lain, padahal sumber perintah-perintah itu adalah satu?"
*Ngerti kan sampai sini maksudnya?.__.
Kenapa melaksanakan kewajiban yang diperintah oleh Allah langsung yaitu Al-Quran tapi ada yang tidak dilaksanakan? Setengah setengah gitu?*
"Sebagaimana sholat yang selalu anda jaga adalah suatu kewajiban, demikian dengan hijab."
Cek (Al-Baqarah:85)
*Jujur... dulu alasan saya yang pertama ini.... lalu kedua adalah keimanan dari hati dulu (Ini poin berikutnya) dan sekarang saya nyesel kenapa ga dari awal-_-*
2. Iman itu letaknya di HATI
Pasti yang berkata begini pernah mendengar hadits ini,
"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk-bentuk(lahiriah) dan harta kekayaanmu, tetapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian" (Muslim)
Maksud dari Rasulallah adalah keikhlasan bagi diterimanya suatu amal perbuatan. Allah melihat hati dan keikhlasan niat kita, Dia tidak akan menerima suatu amal perbuatan kecuali ikhlas untukNya semata.
Salah yang mengartikan berhijab itu adalah bagi yang sudah 'alim' yang mengerti, atau kadang mengatakan kepada yang sudah berhijab untuk melepaskannya saja karena masih belum sempurna akhlaknya(pacaran, gibah, marah marah) Justru harus melaksanakan kewajiban dulu lalu berusaha memperbaiki akhlak dan iman....
Iman tidak cukup dengan hanya dalam hati. Tidak akan cukup untuk menyelamatkan diri dari neraka.
Iman adalah keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan dan pelaksanaan dengan anggota badan"
Orang yang mengatakan iman(percaya pada Allah SWT berarti beragama islam) dengan lidahnya tetapi tidak disertai keyakinan hati, itu adalah keadaan orang munafik.
Orang yang beriman dengan hati dan tidak disertai dengan amalan perbuata adalah sifat iblis.
Perumpamaannya,
Jika kalian diminta untuk membuat laporan oleh guru atau kepala sekolah, tidak akan logis jika menjawab "Dalam hati, saya percaya dan sudah mantap apa yang diinginkan oleh Ibu/Bapak tetapi aku tidak mau melaksanakan yang dikehendakinya dariku."
Apakah akibat dari perkataan ini?
Akibatnya mungkin akan anda rasakan langusng namun kalau sudah berurusan dengan Allah?
3. Allah belum memberiku Hidayah
"Bagaimana engkau mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?"
"Aku tahu"
Ada dua kemungkinan dia jawab begini tapi sepertinya tidak akan saya sebutkan-_-
mari ke inti,
Hidayah cuman ada 2 macam, Dilalah(Bimbingan, petunjuk pada kebenaran. Adanya campur tangan manusia atau sesuatu) Taufiq(Berupa peneguhan kebenaran pada hati, pendorongan pada kecintaan iman. Hidayah ini hanya milik Allah semata)
Hidayah Taufiq biasanya datang setelah Dilalah.
Maka artinya setelah dikasih petunjuk lewat suatu perantara, dialah yang harus menentukkan pilihannya. Seperti yang dulu pernah saya bilang, kita mempunyai 2 takdir, jika kita memilih kebatilan maka Allah akan mengharamkan mendapatkan hidayah taufiq dan begitu dengan memilih kebaikan Allah akan meneguhkannya dan menolongnya.
Maka orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendoakan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa menghantarkannya mendapat hidayah tersebut.
~~~~~
Terkadang kita salah membenarkan hal yang menjadi biasa bagi kita.
Jadi itu aja yang bisa saya berbagi karena memang sangat banyak-___- Masih banyak alasan dan kisah kisahnya jadi mending minjem aja deh(?)
Oya maaf ya jika misalnya ngerasa gimanaaa gitu-_- Kita sama sama belajar:))
Saya juga baru dalam hal ini, tapi indah sekali rasanya....
Wassalam.