Want to translate? Click please

Desember 03, 2015

Brand

Seharusnya gue belajar.
Sekarang udah 3 menit menuju jam 1 dini hari. Gue seharusnya belajar, karena sesungguhnya gue lagi uas, apa daya ketika godaan laptop ada di hadapan saya. Cuman satu pelajaran ini besok. CUMAN....... Kimia lagi HAHAHAHAHAAHAHAHAHHAHAAHAHA. ok. Daripada saya gatenang liat laptop mending sekalian aja-_-

Jangan begadang ya para readers, karena sesungguhnya kalian perlu beauty sleep, nanti keriputan kalau engga. Kalau gue sih gapapa, udah pake anti keriput soalnya(?) lah-_-



SMA masa-masa perubahan. Untuk belajar lebih dewasa.

They say...
Memang benar adanya. Ga hanya itu, ketika lu meninggalkan rok biru jadi pake rok abu, ketika muka lo yang mulus itu jadi jerawatan, sesungguhnya hidup lo juga jadi baru. Maksudnya apa? Gini, benar ga sih, ketika lo menginjak hari pertama di sekolah baru, lingkungan baru, teman-teman baru, muncul sebuah tekad untuk setidaknya berubah? Benar? Benar.

Kenapa sih, pada mikir gitu?
1. Lingkungan lu udah ga kayak dulu, yang pasti selain lu harus beradaptasi, lu juga pengen setidaknya merubah impression lu ke orang-orang baru, dan ingin mempertahankan itu kan? Istilahnya perbaikan nama, iya ga?

2. Pengen merubah masa lalu, karena sesungguhnya masa-masa SMP adalah masa-masa yang memalukan karena kita semua masih ingusan dan setidaknya kita berperilaku lebih waras.

3. Dihadapkan kepada masalah yang lebih rumit, kompleks, yang menutut kita untuk berpikir secara terbuka, cerdas dan cepat dalam mengambil keputusan.


Jadi gini,
Sebenarnya, disamping emang gue pengen tobat, semua yang gue sebutin diatas adalah alasan-alasan lainnya kenapa gua pengen berubah pada masa SMA ini. Sekarang gue udah kelas 12, udah jadi siswa akhir tahun yang siap bertempur untuk menghadapi perang yang sesungguhnya... ya... The world. Selama 3 tahun ini gue sangat bersyukur dikasih pengalaman yang belum pernah sebelumnya terjadi sama gua, ya, walaupun kebanyakan drama, but heey, its high school. Hal-hal yang gue alami sangat out of my comfort zone-_-

Lets get to the point.

Ketika lu udah bertekad berubah, dari penampilan, cara berjalan, cara berbicara, lebih rajin...? Er... Sampai pada pemikiran lu yang berubah. Ketika semuanya perfect, lu punya kehidupan yang baru dengan teman-teman yang baru, dengan bekal pengalaman bocah ingusan lu, lu menjalani hidup baru lu. Tapi Tuhan ingin memuji lu, kesungguhan hati lu, kesabaran lu, dan cara berpikir lu.


Gagal.







Gue mengikuti sebuah training motivasi beberapa hari yang lalu, dan sang motivator bilang kalau membangun "Brand" pada penampilan lu itu penting. Kenapa? Dia bilang, Indonesia tuh masih sangat menghargai attitude, ga kayak di luar negeri yang buat ngelamar calon maksudnya kerja, itu bisa dengan hanya melihat otak saja. Istilah harga jual kita terletak pada penampilan, bahasa tubuh, dan attitude. Intinya mah yang bisa dilihat. Apanya hayo...... perilakunya.

Nah disini letak permasalahan gue.
Untuk berubah jadi lebih baik memang ga gampang, dan seharusnya perubahan itu butuh proses biar kebiasa dan melekat pada kepribadian lu. Hebat, kalau lu bisa berubah dengan cepat dan elu nyaman dengan perubahan itu, hebat hebat, tapiiiiii......  ada kekurangannya. Gabakal bertahan lama. Perubahan itu gaakan melekat pada diri lu kalau lu berubah langsung plak gitu aja. Nah ini masalah gue.

Gue mengalami seperti itu.
Awal SMA gue sangat nyaman dengan perubahan pada diri gue, bergairah malah. Tetapi sekarang gue cape. Sangat sangat cape. Dengan perubahan lu yang bisa dikatakan baik, semua orang liat lu baik, mau gimanapun, perubahan yang drastis gaaakan melekat pada diri lu, dan pada akhirnya gue cape sendiri, kenapa? Karna gue ngerasa gua berpura-pura, walaupun sebenarnya niat terdalam gue adalah berubah. Nanti gue jelasin kenapa gue ngerasa berpura-pura.

Sebenernya salah siapa? Gue.... karena gue susah berubah, sekalinya berubah ya begini-_- Pelajaran aja buat gue dan lo lo pada.....

Udah tau ini salah lu kenapa dipost?-_-
Ya namanya ingin berbagi pengalaman, ssttt lanjut baca aje nape.

Masalahnya tuh ketika lu udah kasih "brand" yang bagus pada diri lu, tapi ketika lu melakukan kesalahan, satu aja, semuanya langsung kecewa. Bukan maksudnya gue berubah biar orang liat gue bagus, bukan, gue emang ada niat berubah, tetapi ketika sifat-sifat jelek lu muncul, kenapa harus dijudge segala macem sih. Nah ini kenapa gue ngerasa berpura-pura jadinya. Pada akhirnya bagi gue, pandangan orang itu berarti, sehingga gue harus berpura-pura.

Yaudah, kenapa lu ga serius aja berubahnya?
Tjoy, gue serius, yang gue permasalahin bukan itu, tetapi kenapa kalau orang salah tuh kebanyakan diomongin lah, laporinlah, apalah, bukannya mengerti, dikasih tau, dituntun orang yang salah itu. Kalau menurut gue, manusia itu mengalami perubahan tiap hari, gaakan ada orang didunia ini yang berenti berubah, karena tiap hari kita selalu belajar, bukankah begitu? Jadi salah kalau lu semua bilang lu ga lagi berubah. Lu berubah, tapi gasadar.

Nih, apalagi kalau dalam seuatu organisasi. Ketika istilahnya lu memegang sebuah jabatan yang penting, everybody looks up to you. Hukum alam bro. Tanggung jawab memang bukan pada tugas lu doang pada jabatan itu, tapi merambah kemana-mana, sikap lu, perilaku lu, semuanya. Gue sadar itu. Sangat.

Ironis ga sih. Ketika lo lo pada bilang gaada manusia yang sempurna tapi ketika lu melihat kesalahan pada orang yang ga lu duga bakal melakukan kesalahan, lo langsung berpikiran jelek, judge segala macem.

Tjoy. Mereka manusia, bukan malaikat.
Cape tjoy, memuaskan hati manusia itu cape..... lah gue apa-_- Tanpa sadar kita semua menutut kesempurnaan, tetapi kesempurnaan yang subjektif...


Itulah yang gue pelajari dari masa SMA ini, gue berada dalam tokoh yang bisa dibilang antagonis, dan ternyata di dunia ini gaada pemeran antagonis. Kalau niat lu emang buruk sih lo antagonis-_-
Kenapa gue bisa bilang gitu?
Theres always another side to a story. Gue merasakan jadi orang yang menyakiti, karena gue dulu pernah disakiti, gue merasakan jadi orang yang gue judge dipikiran gue, ternyata gini loh ya rasanya, nyesel pernah ngejudge mereka.







Hidup ini unik, ketika lu melihat dari sudut pandang yang berbeda akan cara Tuhan memberi lu pelajaran.











Pesen gue pada postan ini cuman atu.
Cape loh dalam posisi dimana lu sedang berubah tapi dijudge, diomongin, di segala macemin lah-_- Kita makhluk sosial bro, perlu orang untuk mengingatkan kita, membimbing kita, dan mengerti kita. "Brand" memang penting dalam hidup, tapi biar itu gajadi sebuah topeng doang, butuh proses.




 No bash-_- please-_-


Happy UAS YEY
 
Black Moustache