Sudah lama tidak berjumpa ya?
Jadi, benar aja ramalan gua *edan**najis tralala* tentang dunia perkuliahan, dimana akan banyak menemukan orang orang yang lebih aneh dari SMA. Sekarang gua udah kuliah dan gua menyesal dulu telah menganggap teman teman SMA gua pada aneh-aneh, padahal kalau dibandingkan dengan sekarang, mereka semua masih tergolong normal.
Anehnya orang-orang yang sudah kuliah itu misalkan lu bertemu dengan orang yang pemikirannya akan politik, agama atau bahkan tentang pemikirannya sendiri itu sangat radikal, terus orang yang pikirannya tidak terbuka sama sekali dan seenaknya sama situasi dan orang lain, terus orang yang merasa bangga sama dirinya sendiri sehingga merendahkan orang lain, terus orang yang ga mau kalah dan selalu merasa harus lebih dari orang dalam segi apapun, terus orang yang berteman karena mencari keuntungan atau kepo doang, terus orang yang ngomongnya hampir selalu mengumpat sesuatu atau seseorang, terus orang yang sangat masa bodo, terus orang yang sangat ambis, terus orang yang sangat kasar. Banyak, semakin lu tua, lingkungan lu akan semakin homogen karena pada dasarnya mereka-mereka ini ga pernah muncul dalam kehidupan lu. Ngerti? Nanti gua jelasin lebih lanjut.
I don't know why, tapi semakin bertambahnya umur lu, lu susah mendapatkan 'sahabat,' malah persaingan dalam segi apapun bertambah, support semakin berkurang, sifat, mindset dan kebiasaan orang beda-beda bahkan aneh-aneh, lu mau ga mau harus beradaptasi di luar comfort zone, tapi hal yang bikin gua bingung adalah, why? Apakah karena semakin kita tumbuh, pikiran kita semakin kompleks dan egoisme semakin kental? Apakah hanya karena gua yang masih naif belum bisa menerima kenyataan itu?
Hal-hal diatas sangat membuat gua stres, sedih dan kecewa. Memamg, semakin kita dewasa, semakin kita mengetahui dunia, tapi apakah dunia sekejam ini? Apakah manusia masih mempunyai hati nurani? Mengapa manusia semakin sulit untuk saling mengerti? It makes me want to stay young forever, dimana yang curang, nipu, fake, egois, manja, dll, terlihat dan bisa diatasi.
Thats why now I know why ketika sudah kuliah atau kerja, jarang ada yang main dengan teman teman mereka dari kuliah atau kerja itu, hampir selalu sama pasangan mereka, why? karena pasangan adalah yang satu-satunya tidak fake dan tulus sama kita (Kecuali pasangan lu brengsek.) Jujur, gua dulu sangat terganggu sama orang yang hidupnya sama pasangan mereka melulu, gua selalu berfikir "ga punya temen apa ya dia, sama pasangan mulu, ganggu kenyamanan." but then, mereka seperti itu karena ga punya pilihan, siapa lagi yang bisa mereka percaya dalam dunia yang kejam ini?
Menurut gua, yang membuat manusia semakin ga punya hati ketika mereka bertambah umur adalah
Pengalaman
Apapun pengalaman itu, yang sedih, senang bahkan yang bikin trauma akan membuat perubahan yang besar dalam diri seorang, maupun itu cepat atau lambat. Masalahnya, manusia tidak mendapatkan intensitas pengalaman yang sama, ada yang tetap pada comfort zone nya sehingga pas di kuliah kaget dalam menghadapi orang, ada yang terlalu aktif sehingga tidak memperdulikan sekitar. Bagi gua pengalaman itu sangat berharga, dia yang beri pelajaran dan yang membentuk sifat orang.
Egoisme
Egoisme ada hubungannya dengan pengalaman. Misalkan ketika lu mempunyai pengalaman yang menyakitkan, lu ga ingin itu terjadi lagi, sehingga lu banyak minta ke orang atau apa-apa pinginnya tuh pakai cara lu semua. Mungkin juga sifat yang terbentuk dari dulu itu malah egois. Tapi menurut gua sih karena lingkungan kuliah itu banyak yang saling menyakiti atau menusuk, itu juga yang bikin orang "menjaga hati" mereka dengan egois itu sendiri. Menurut gua ini yang sangat bahaya dan faktor utama mengapa orang seperti tidak mempunyai hati nurani, orang ngerti ga ya, dia gaakan bisa hidup tanpa orang lain, tapi kenapa masih berbuat seenaknya pada orang lain? Manusia itu kompleks sekali ya.
Lingkungan
Mengapa lingkungan? Pada masa SMA lingkungan pergaulan itu bisa terbilang kecil. Satu angkatan hanya 300an orang, terlepas dari itu? Itu cuman sebagian kecil dari kehidupan lu, karena sehari hari pasti lu sama teman teman SMA. Karena lingkungan yang terbilang kecil ini, budaya yang kita kenal hanya sunda, dan budaya SMA kita, sifat orang-orangnya sebenarnya tidak jauh satu sama lainnya karena budaya yang menjadi landasan orang-orang. Tapi ketika lu kuliah, lingkungan semakin homogen, orang orang berasal dari berbagai daerah dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda, selain itu cakupan manusianya lebih banyak, satu angkatan 1000an bahkan 2000an orang atau 3000an ya? Karena hal itu manusia mempunyai mindset bahwa budaya merekalah rumah mereka sehingga pasti lebih mengagungkan teman-teman dari daerah masing-masing dan tidak terpatok pada keadilan atau kemanusiaan. Gua pribadi sebenarnya kerasa mana orang Bogor, Jakarta atau Bekasi gatau kenapa wkwkwkwkwkwk.
Disisi lain, lingkungan kuliah adalah untuk benar-benar mengembangkan diri menjadi seorang yang sukses, dari segi softskill atau hardskill. Mereka saling bersaing, buat apa? Cepat lulus, cepat cari kerja, cepat cari untung, ga ada orang yang benar- benar menikmati masa kuliah. Coba saja tanya orang yang sudah pensiun, mending kembali bekerja, kuliah atau masa SMA? Pasti sebagian besar SMA. Bagi gua kuliah ini peralihan dan pendukung hidup lu, kuliah ga bisa main-main seperti SMA, dan gua yakin semua orang di universitas juga merasa seperti itu (yang mempunyai tujuan sih).
Setelah gua berfikir banget tentang masalah ini, gua semakin menyadari bahwa gua belum terbiasa akan peralihan ini, hati gua masih pada masa muda. Bahkan gua aja kaget, tahun ini adalah tahun terakhir gua menjadi seorang teenager. Dulu pas SMA gua gabisa menerima lingkungan SMA gua, mungkin sampai sekarang sih, gua sangat nyaman dengan lingkungan SMP gua, mengapa? Mereka mengajarkan tentang hidup dengan cara yang sesuai dengan gua, tapi SMA dan kuliah mengajarkan hidup dengan cara yang tidak gua suka atau bisa dibilang dengan menyakiti gua. Tapi ini adalah tahap yang harus kita lewati, walaupun kita tidak ingin.
But the biggest question is, Mengapa manusia tidak bisa saling mengerti?
So in conclusion, intinya mau seberapa berat kita disakiti, dicurangi, ditipu, dimusuhi, diikutin wkwkwkwkwkwkwkwkwk diiriin wkwkwkwkwkwkwkwkwwk *udah ah.* Tetaplah jadi diri lu sendiri, diri lu yang terbaik, yang memperbaiki kekurangan sendiri, yang melakukan apa yang lu suka dan TETAP TULUS. Cause baby all those people yang hatinya kotor, tidak akan sukses. I know its super hard parah ketika ide lu tidak dihargai, diikutin dan lu diperlakukan seperti sampah, they get into your nerves parah. But that shows how great you are dibandingkan mereka, saran gua kalau lu ga kuat, jauhin mereka, cari lingkungan yang pas buat lu, karena Allah selalu akan memberikan lingkungan yang baik jika kita ingin menjadi orang yang baik. Dan orang yang tulus, ending nya selalu indah, mau itu secara langsung ataupun tidak.
Wassalam.