Inilah secercah kisah tentang aku, huruf, dan kata yang terpisah lalu terangkai.
Udah basi kali ya kalau gua bilang "wow its been a long time since I written something in this blog," kenyataannya juga baru 2 bulan lalu, kok, nulisnya.
Kali ini postannya juga sedikit berbeda, akan (in syaa'Allah) full Bahasa. Padahal awalnya memang ingin mengisi blog dengan konten dalam Bahasa Inggris (ga bermaksud sombong ya):( Niatnya untuk melatih grammar dan tulisan sendiri dalam Bahasa Inggris. Walaupun emang senang banget sama kosakata-kosakatanya, cocok untuk dijadiin puisi, tapi gua juga sadar kalau Inggris udah gaada pelajarannya di kuliah, lu harus belajar sendiri, dan inilah bentuk belajar gua.
Sayang sekali ya konsistensi gua akhirnya terpecahkan. Tidak apa-apa, sekarang gua tidak hanya akan konsentrasi belajar menulis dalam Bahasa Inggris, tetapi juga dalam Bahasa Indonesia.
Maka terciptalah postan ini, tentang aku dengan rangkaian kata dan huruf yang telah berpisah selama bertahun-tahun dan akhirnya bertemu kembali dalam keadaan yang tidak disangka-sangka.
Background Story
Sebenarnya bingung mulai dari mana. Mungkin dari kenapa gua hampir dan sempat berhenti menulis di blog kali, ya?
Hobi menulis di blog hampir berhenti seiring dengan jarangnya gua membaca buku. Jujur, rasanya jadi lebih malas untuk mengisi waktu dengan sebuah buku (kecuali buku itu benar-benar worth it). Apa itu saja? Engga sih, yang gua rasain pada saat itu juga kegiatan perkuliahan semakin padat, tidak ada waktu untuk gua membaca terlebih menulis sesuatu hanya untuk hiburan dan eksplor diri.
Hiburan yang gua makan selama masa kuliah adalah sosmed dan teman-temannya, atau nongkrong dengan geng aneh karena sisi ekstrovert gua juga butuh asupan. Sumpah, kegiatan kuliah akademis dan non akademis telah membuat gua menjadi manusia robot.
Namun, namanya umur-umur mencari diri sendiri, hobi-hobi lama gua tergantikan dengan yang baru, mungkin kalian tahu beberapa karena ga begitu baru juga sih, seperti lettering, tapi gua juga punya hobi baru ngulik kopi. Selain itu juga, gua memiliki passion yang pada saat kuliah numbuh seperti jamur.
Benar, mental health dan seni 'mengatur' orang.
Mungkin karena gua mengalami langsung dari SMP dan terparahnya SMA, gua jadi benar-benar gamau orang lain merasakan keterpurukan yang gua rasakan. Dari situ ketertarikan gua pada psikologi makin kuat, udah keterima di jurusan itu eh malah masuk yang lain, dasar aku. Akhirnya pelampiasannya benar-benar semasa kuliah. Gua jadi suka hal-hal berbau HR karena dekat dengan psikologi, gua juga sampai nyari komunitas mental health untuk gua masuki.
Dari passion dan hobi(?) itu hilanglah sudah sukaku terhadap membaca dan menulis.
Kok menulis lagi?
Ketertarikan gua pada dunia psikologi telah membuat gua memiliki cita-cita yang tetap untuk terjun di dunia HR. Dari awal kuliah, gua sudah membangun pengalaman-pengalaman yang kerjanya berhubungan sama orang (tidak semua HR kok, ada satu atau dua yang tidak'-'). Gua tidak sadar kalau ternyata itu malah membuat gua muak dan bosan berkutat dengan hal yang sama. Gua tau ilmunya masih kurang tapi rasanya manusia udah menjadi objek, tujuan utama gua terjun disana hilang sudah.
Itu baru gua sadari ketika gua mulai melamar kerja di HR, beberapa kali lolos sampai interview user, tapi semuanya ga keterima. Gua hanya mengabaikan perasaan lelah dan bosan gua pada dunia HR, karena emang yang gua tau, ya, HR, gua mau kerja apalagi?
Disitulah Tuhan Yang Maha Esa menampar gua dengan sangat keras.
Gua kira gua tidak akan pernah berkutat dengan dunia menulis lagi, paling sebatas puisi saja, tapi ternyata Allah kasih gua pengalaman di bidang menulis, gua belajar banyak dan gua merasa jadi anak SMP yang demen menulis lagi! Gua jadi kepo banget tentang dunia menulis jaman sekarang, ternyata sudah berkembang banyak dan di setiap sudut sebuah pekerjaan pasti ada menulisnya.
Tentu saja pengalaman menulis gua payah, apalagi tidak dilatih dengan benar selama bertahun-tahun, teman-teman kuliah juga banyak yang terjun dalam bidang ini. Rasanya minder dan ketinggalan banget mau terjun kembali dalam dunia ini.
Sebenarnya dunia yang ingin gua masuki gaterikat banget sama menulis, sih, agak menyerempet ke anak ilmu komputer HAHA. Tapi, entahlah, yang bisa gua lakukan, ya, belajar dan belajar dan belajar dan latihan dan latihan dengan sumberdaya yang gua punya.
Pengalaman menulis gua pada saat magang juga sebenarnya tidak selalu indah, pasti penulis akan mengalami writers block, frustasi, dan overwhelmed menghadapi deadline dan rangkaian kata terus-menerus. Keadaan seperti itu juga yang membuat gua kehilangan rasa menjadi diri gua yang SMP.
Suatu hari, gua ketemu dengan teman-teman gua yang bekerja dekat dengan bidang itu, mereka menyemangati gua untuk melanjutkan blog dan terus post apapun. Sejatinya gua memang masih suka menulis, tapi di story Instagram HAHAHA. Ya, benar, gua disuruh oleh mereka untuk memindahkan tulisan-tulisan gua di Instagram ke sini. Gila ya. Check dulu deh blog salah satu teman gua itu.
Setelah perenungan, akhirnya gua memutuskan ingin kembali ke diri gua yang dulu, yang suka menulis hal-hal random yang berterbangan di kepala gua.
Diri yang dulu? Flashback dikit lah
Ga penting sih... Tapi, gimana sih gua yang dulu?
Blog tuh terkenal banget ya pada saat angkatan 90an masih di bangku SMP, SMA atau awal-awal kuliah. Jaman-jaman Raditya Dika ngebooming, Arief Muhammad ngebooming, bukan karena sosial medianya (kecuali Arief Muhammad dengan icon poconggg di Twitter) tapi karena blog mereka. Hampir semua orang punya blog, memanfaatkan blog untuk mengekspresikan diri entah dibidang fashion ataupun komedi. Ya, termasuk gua juga.
Jujur, gua punya blog bukan karena banyak orang terkenal yang ngeblog. Masalahnya, gua baca blog mereka aja engga'-' gua punya blog karena waktu itu lingkungan gua benar-benar suka menulis, terlebih sobat gua, tidak usah disebut lah namanya. Gua dan sobat gua sangat dekat, kita berbagi ide bersama (kecuali konten blog sih), kita berbagi tawa bersama, pokoknya dekat banget sampai kesukaan kita hampir sama.
Jaman SMP adalah jaman kpop generasi 2, duh, indahnya masa lalu. Seiring dengan hal itu, munculah blog-blog fanfiction (karena blog masih hype), selain itu juga muncul tuh yang namanya roleplay world (rpw) di Twitter. Percaya atau tidak, lingkungan kelas gua tuh hampir semuanya kpopers (yang cewe ya) dan sebagian besar dari kita main rpw. Tapi sobat gua ingin mencoba hal lain, yaitu menulis fanfiction. Kagum gua sama dia, karyanya sudah ada di blog-blog fanfiction terkenal. Dari situ gua jadi giat belajar dalam menulis, mulai dari membaca buku apa saja yang bisa gua baca.
Ya, gua orangnya suka berkompetisi, rasanya exciting, berdebar-debar, dan menyenangkan bila tau ada yang menjadi saingan. Pada saat itu, gua merasa sifat gua ini membawa banyak keuntungan karena gua bisa melampaui ekspektasi sendiri. Akhirnya, gua memberanikan diri mengirimkan fanfiction gua ke blog-blog tersebut.
Seiring dengan waktu, dunia menulis benar-benar berkembang pada saat gua SMP, sampai-sampai sekolah gua mengundang narasumber untuk kelas semacam menulis dan cara menjadi jurnalis. Gua kaget, pada sesi akhir, ternyata ada lomba menulis dengan batasan waktu. Juara 1,2, dan 3 dari lomba tersebut akan mendapatkan hadiah buku dan akan diumumkan di depan sekolah pada saat upacara hari Senin.
Ya, benar, itu loh, saat-saat sekolah lu mengapresiasi siswanya yang berprestasi.
Kagetnya, gua, sobat gua, dan sobat gua satunya (ya kita bergeng berlima) adalah juara 1,2 dan 3!! Gua juara 3 sih tapi, rasanya... 'Ya Allah? Tulisan gua sebagus itu?' Lombanya emang gaseberapa tapi rasanya dipanggil ke depan dengan 2 sahabat lu itu senang banget! Gua mendapatkan sertifikat (kalau gasalah lupa) dan sebuah buku. Jujur buku itu yang membuat gua bertekad menjadi seorang penulis (pada saat itu).
Buku itu berisikan cerita-cerita, suka dan duka para penulis di Indonesia. Rasanya benar-benar ingin seperti mereka.
Masuk SMA pun memilih kelas peminatan Bahasa Indonesia. Materinya seperti materi sastra Indonesia di kuliah, rasanya senang banget belajar hal itu.
Gua tidak bisa menjelaskan rasanya melewati itu semua, tapi bisa dibilang pada saat itu adalah masa-masa kejayaan gua, ketika gua masih merasa semangat untuk belajar dan berkompetisi. SMA dan kuliah entah kenapa gua tidak pernah merasakan dititik itu lagi, lingkungan kah? Who knows. Tapi ketika gua push myself, rasanya bukan excited dan berdebar-debar, tapi stres dan melelahkan. Perasaan yang mendekati saat itu mungkin ketika gua mulai belajar kopi, bahkan lettering tidak membuat gua seperti itu.
Fun fact, salah satu alasan gua mulai lettering karena gua udah mulai malas menulis, tapi masih ingin bermain dengan kata, ya, lettering solusi yang tepat!
Ya, memang gua akan lebih produktif bila lingkungan gua juga produktif. Bukan berarti gua bergantung pada lingkungan banget, ya:(
Jadi itulah, secercah kisah gua dengan huruf dan kata-kata. Sekarang sudah mulai bisa merasakan ketenangan dan kesenangan dalam menulis seperti dulu. Kita lihat saja perkembangannya.
Untuk sekarang, yang bisa gua lakukan adalah belajar terus karena dunia selalu berubah. Tidak hanya belajar tentang soft or hard skills yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di dunia orang dewasa, tetapi juga belajar tentang diri sendiri dan bagaimana diri ini bisa menjadi pribadi yang berakhlak baik.