Want to translate? Click please

Juli 20, 2016

Choose Your Side! or not

Kali ini postan sayangnya akan sedikit beda.
Di postan yang dulu-dulu pasti tentang pandangan gua mengenai suatu hal, tapi kali ini tidak terlalu.
Postan ini agak mirip sama... well, temanya sih yang sama dengan postan "In someone's shoes" (Gua lupa euy judul postannya udah lama banget gils)-_-

Enjoy~

Seringkali dalam pergaulan dijumpai yang namanya rumor, gossip, dan 'informasi'. Kebanyakkan dari kita akan menelan 'informasi' tersebut dari orang yang pertama kali menyampaikannya kepada kita, sehingga ketika ada orang lain yang menyampaikan 'informasi' tersebut dan ceritanya agak berbeda, kita akan kurang percaya. Apakah benar kalian seperti itu?

Saya akan menyajikan sebuah kasus, so, choose your side! or not?

 ~~
A adalah sahabat kamu banget. Kalian sering main bareng, kemana-mana bareng, tau kelakuan dan sifat masing-masing, saling tau segala hal yang terjadi dalam hidup masing-masing.
Suatu hari A datang padamu, curhat seperti biasanya.

"Eh gua abis berantem sama si B, kesel parah gua teh, dia kira semuanya bisa dilakukan sendiri, egois parah"

Kamu bingung, "Lah emang apa yang terjadi?"

"Sumpah ya, sampe satu osis pada omongin dia. Kan bentar lagi acara eksternal sekolah kita, dia tuh sebagai ketua acara sih emang bagus kinerjanya tapi egois banget, apa-apa tuh idenya dia, harus ngikutin ide dia, padahal gua sebagai anggotanya teh pengen ngasih suara. Yang lain juga ngerasa gitu, akhirnya berantem deh anak-anak acara, ada yang belain dia ada yang jengkel sama dia, kalau gua sih objektif aja, dia gabisa seenaknya."

"Jih kok gitu amat jadi orang"

Kamu kenal dengan B karena satu ekskul. Ketika sudah masuk waktunya ekskul, kamu lihat sekeliling, teman-temanmu sedang berkumpul, akhirnya kamu memutuskan untuk ikut berkumpul.

"Kalian tau ga, osis kali ini ancur ngurusin acara eksternal" (temanmu)

"Beneran? Kenapa?"(temanmu satu lagi)

"Itu si B yang ngancurin" (temanmu yang lain)

Kamu terdiam. Kamu melihat B baru saja masuk ruangan. Perasaan kamu kesal tapi kasihan, akhirnya kamu dekati dia.

"Hey, kayaknya lu cape banget"

"Iya, cape..."

"Kenapa cape?"

"Gua ketua acara eksternal, sekarang gua bingung sama acaranya sendiri. Gua tau pada omongin gua yang buruk-buruk. Gua ga marah, cuman sedih aja. Acara emang masih sebulan lagi, masih banyak waktu, tapi setiap kali rapat gua minta yang lain munculin ide, pada diem, giliran gua yang mutusin pada protes, gua ga ngebantah ide-ide mereka, cuman beberapa aja yang gua anggap ga perlu."

"Hoo.. gitu... coba kalian rapat lagi dengan keterbukaan"

Kamu bingung dengan semua 'informasi' yang ada, yang pasti kamu akan berpihak pada sahabat kamu. Tapi kamu mulai ragu, apakah di setiap hal harus berpihak pada yang dekat pada kita?




 Berikut ini yang sebenarnya terjadi

B               : Oke semuanya, sekarang kita bebas dulu ya, ngomongin mau masukin apa aja di acaranya
Semuanya : Siap!
(20 menit kemudian)
B               : Jadi apa aja nih ide kalian?
A               : Abis acara inti kita istirahat terus lanjut pengumuman pemenang aja bagaimana?
B               : Janganlah, kamu tau kan itu buang waktu, keburu pulang anak-anaknya
A               : Tapi....
B               : Ada yang lain?
(semuanya diam)
B               : Kok pada diem? Kita butuh kegiatan lain nih selain acara inti
(semuanya diam)
B               : Yaudah, kalau menurut gua jam 7 kita pembukaan, nanti selanjutnya acara hiburan, nah abis itu baru lomba-lomba, istirahat, acara inti dan langsung pengumuman. Gimana?
(Semuanya diam)
B              : Haaa.... karena semuanya diam gua anggep kalian setuju. Fix ya.


~~~

Kalian bisa ambil kesimpulan sendiri lah. Jadi semuanya tergantung bagaimana lu melihat suatu permasalahan, atau lebih tepatnya dari sebuah sudut pandang. Selanjutnya lu akan memilih untuk mempercayai sudut pandang tersebut atau tidak, masalahnya adalah apakah sudut pandang yang lu pilih itu benar?

Disini tuh, kedua belah pihak salah, B yang tidak memberi alasan yang logis dan memuaskan, tidak memberi kesempatan A untuk menjelaskan alasan dibalik idenya. Mungkin karena itu juga pada jadi malas untuk memberi ide, udah jengkel duluan, apalagi setelah B main putusin fix aja. Pihak anggotanya juga salah, seharusnya tidak perlu takut atau baper sama kelakuan si B, harus terus di lawan orang yang seperti itu agar semua pihak puas, bukan malah omongin di belakang tapi di depannya mah diam aja.

Orang yang bijak gaakan langsung ambil kesimpulan tetapi akan mengumpulkan 'informasi' dari orang-orang yang MENGALAMI masalahnya. Tetapi bila kalian yang mengalaminya sendiri, cobalah sekali-kali lawan ego kalian dan mulai bertanya sama lawan kalian apa yang mereka rasakan dan inginkan dan mulai mencari titik tengah.

Communication is very important.
 
Itu adalah contoh kecil dari kehidupan wkwkwkwk gua gatau ya ini benaran terjadi apa engga, gua kehabisan ide kasusnya harus gimana:(((( tapi rentan sekali miscommunication terjadi di sebuah organisasi, karena yang namanya organisasi ya lu gabisa bertindak sendirian, dan orang-orangnya tuh beragam.

Contoh lainnya adalah dalam hal cinta, karena di dalam sebuah hubungan itu rentan BANGET yang terjadinya miscommunication, udah gitu bakal susah berpikir logis karena semuanya mengandung perasaan, makanya kalian cenderung akan egois, maunya sendiri tanpa mikirin pasangan, beda dengan seorang sahabat yang bakal berpihak ke elu. Gua sarankan kalian adakan sesi jujur-jujuran sama pasangan karena penting banget dalam hubungan, dan jangan curhat untuk minta solusi atau bantuan(pihak ketiga) (kecuali kalian udah stres dan pasangan lu keras kepala). Jujur sih gua gasuka ada pihak ketiga, mereka pasti ngejudge atau melakukan sesuatu yang memperkeruh lah, karena mereka tuh gaakan pernah tau rasanya. Namanya hubungan ya selesaiin berdua.

Ko jadi ke cinta?-_- Intinya ya apapun masalahnya, penting lu tau akarnya dari berbagai sudut pandang.
Jangan gampang ngejudge karena kalian gaakan pernah tau rasanya jadi dia. Pake mulut lu, buat nanya apa yang dia rasakan, buat selesaiin masalah yang ada, kita makhluk sosial bro, bukan Tuhan. #HAZEK
Black Moustache