Want to translate? Click please

Desember 24, 2017

Everything in a Cup

Its been a very long time, hasn't it, guys?
I'm now in the second year of campus life and I'm beginning to get the hang of it, I haven't enjoyed it yet tho.

Today I'll be writing a post on what I like, so buat yang malas membaca diharapkan untuk tidak lanjut:)

In life, there would  be a stage of lost.
Finding who you are, what you like, what is you purpose.

For me, I never liked feeling that way, its like the stage of stress, over and over again I faced that stage. Misalkan gini, ketika gua udah tau gua ingin menjadi apa, melakukan apa dan suka apa, tetapi kehendak Allah sebaliknya, kemudian lu kembali tersesat, untuk menemukan tujuan lu. Kembali  lagi lu menata diri... dan gagal lagi... and it keeps repeating like that, the wheels keep turning, until today, I hope.

For 5 years, I've been into lettering. Lettering yang gua buat adalah script lettering, walaupun brush lettering gua juga bisa but I've found love dalam script lettering. Selama 5 tahun gua merasa gua dapat sukses dalam kecintaan gua ini. Who wouldn't love to work in something that they love?
Berkali-kali gua berupaya untuk mencari celah untuk kerja di bidang itu but then I found something much more of an art along the way.

I'm a type of person who sees everything as art, so ketika gua menemukan sesuatu that fills my desires of art gua akan berkecimpung dalam hal itu. Thats what I found in coffee.



Zaman sekarang, coffee sudah banyak diminati, ga aneh kalau banyak yang punya hobi ngopi. Tak jarang juga orang yang menyukai kopi karena butuh atau terbiasa minum. But what I see in coffee is much more than that. Kopi itu benar-benar seni buat gua. Darimana segi seni kopi? I'll tell you

Kopi itu sebenarnya ada banyak jenisnya, sachetan, kopi-kopi yang dijual di fast food, dan yang di jual di coffee shop. Dari segi kesehatan, kopi yang baik untuk kesehatan adalah dari coffee beans alami dari coffee shop. 





Justru, seni di kopi adalah kopi-kopi yang ada di coffee shop.
Untuk yang terbiasa ke coffee shop, akan familiar dengan menu seperti americano, espresso, latte, cappuccino, dll. Perbedaannya bisa dilihat disini 









Tapi yang benar-benar tertarik dengan coffee akan familiar dengan manual brew. Itu adalah cara penyeduhan kopi secara manual. Nah, seninya ada disini, method seperti v60, aeropress, frenchpress, chemex, dll. merupakan bagian dari manual brew.


Brewing method yang gua lagi dalami adalah v60. So gua akan menjelaskan seni kopi di sekitar bagian itu. 

So,
Seni kopi dimulai saat penanamannya, seperti merawat jagung, untuk mendapatkan jagung yang maksimal dan bebas hama perlu perawatan, perawatan seperti pengairan, pemberian pupuk dan pengendalian hama. Kopi pun begitu. 
Setelah kopi siap untuk panen, proses pasca panen berupa proses pencucian, fermentasi, penjemuran, roastingan dll.juga ikut berperan dalam menentukan rasa kopi. Biasanya di coffee shop lu akan melihat variates berserta prosesnya, misalnya jenis kopinya gayo tapi ada tambahan nama 'wine' nah itu proses pasca panennya berarti proses fermentasinya seperti membuat wine.

Sebenarnya tiap variatas kopi udah ada khas rasanya. Seperti kopi papua yang mempunyai khas rasa coklat kekacangan, atau agropuro yang memiliki rasa fruity. Dan semua itu belum ditambah dengan rasa dari pasca panennya. Sungguh luar biasa kopi itu.
Baru proses panen dan pasca panen saja dan itu udah sangat berpengaruh pada kualitas dan rasa kopi.

Selain itu yang jadi faktor lain penentu rasa kopi adalah keahlian barista. Seorang barista itu ibarat seniman lukis, tiap goresan yang ia buat berpengaruh pada keindahan karyanya, alat-alat lukis yang ia gunakan diperhatikan sedemikian rupa. Sama seperti itu, untuk barista pour over (v60) hal seperti kualitas air, suhu, beans kopi, waktu, gilingan, kecepatan nuang, cara nuang dll. Semua itu harus diperhatikan.

Daritadi gua ngomongin soal rasa kopi. Pasti kalian berfikir, kopi kan pait, emang ada rasa-rasanya? Ko aneh ada rasa coklat segala?
Nah ini yang disebut cupping, sebenernya cupping itu cuman sekadar mencium bau kopi, apakah wangi bunganya keluar atau wangi buahnya keluar. Itu menjadi indikator kopi yang enak.
Soal rasa, untuk yang terbiasa minum kopi manual brewing, mereka dapat merasakan perbedaannya. Sumpah ini mah kerasa ko ada coklat, kacang ,dll.


NAH SENINYA DISINI. 
Ketika ada secangkir kopi di tangan lu, lu dapat mencium aroma khas kopinya, lu seruput kopinya, rasa buah, coklat, kacang itu menjalar di lidah lu. Lalu lu letakkan gelasnya di atas meja. Lidah lu masih merasakan aftertaste yang manis dari kopi tadi.

Sedetail itu, sesabar itu, dan seindah itu dunia kopi.


Jadi you might ask why I love coffee that much?
Because its ART


And I have a dream to work in what I love, until that love could spread to people and they become loving as well. My purpose in life is that. To work in what I love and to spread the love.

That means I'll do what it takes (the fair way) to get to that position, and to love the art of coffee forever.


Black Moustache